Sabtu, 18 September 2010

Asam Manis Cinta

Cinta adalah salah satu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada manusia
Bulan selalu menerangi dan memberikan kehangatan ketika sang malam tiba
Dan ketika siang datang menjemput, terkadang panas sang mentari sangat menyakitkan. Akan tetapi selalu ada manfaat dibalik panas tersebut.
Begitu pula halnya dengan cinta
Cinta selalu misterius adanya, terkadang datang secara tiba tiba, dan terkadang pergi dengan tiba tiba pula
Dan ketika Cinta telah dalam genggaman, selalu ada riak dalam lautan cinta yang tenang


Seperti biasa, mentari pagi selalu menyapa dengan senyuman lembutnya. Cahaya hangatnya memasuki sebuah ruangan yang tidak begitu besar melalui celah celah kecil ruangan tersebut. Terdapat seseorang yang terbangun dari mimpi indahnya akibat dari sentuhan lembut cahaya mentari. Perlahan kuncup matanya mulai terbuka dan tanpa terasa hari baru pun telah tiba. Pensi, begitu teman temannya sering memanggilnya. Pensi merupakan sebuah singkatan yang kepanjangannya adalah "Penulis Sejati". Ia mendapat julukan seperti itu karena kegemarannya menulis puisi. Dan tidak jarang puisi hasil karyanya tersebut dapat dikategorikan sebagai puisi yang sangat menyentuh hati. Nama sebenarnya adalah Raka. Seperti biasa, setelah beranjak dari tempat tidur, Raka bersiap untuk berangkat ke kampus. Ia kuliah disebuah Universitas yang cukup terkenal dikota. Dengan penuh semangat Ia menuju ke kampus. Sampai di kampus, teman temannya telah menyambutnya dengan senyuman hangat, dan ia pun membalasnya dengan senyuman. Tiada hari tanpa nasehat, mungkin tepat untuk menggambarkan keseharian yang dilewati oleh Raka. Dia selalu menjadi pendengar setia ketika teman temannya bercerita tentang permasalahan yang dihadapinya. Dan juga selalu menjadi penasehat setia setelah teman temannya bercerita tentang masalah mereka. Setelah pulang dari kampus, Raka bersama kedua sahabatnya, Putra dan Ardi, berkunjung ke warung makan langganannya. Ketika mereka sedang mengobrol, tiba tiba Handphone Raka berbunyi. Ternyata Raka menerima sms dari Hesty, seorang wanita yang ia cintai sejak ia SMA dulu. Hesty adalah sosok wanita yang anggun dan dewasa. Raka dan Hesty sangat dekat, Hesty sering meminta bantuan maupun nasehat dari Raka. Akan tetapi Raka tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya kepada Hesty. Karena ia selalu merasa kalau ia tidak pantas untuk menjadi kekasihnya. Percaya diri Raka seakan hilang ditelan bumi ketika ia berhadapan dengan wanita pujaannya tersebut. Senyum bahagia terkumbang di bibirnya ketika membaca sms tersebut. Kedua sahabatnya pun langsung tahu siapa yang mengirim sms kepada Raka. "Pasti dari Hesty ya?", tanya Putra memastikan. Raka menganggukkan kepalanya. "Hesty memintaku untuk membantu menyelesaikan tugasnya", lanjut Raka. Topik perbincangan mereka langsung mengarah pada Hesty. Cukup lama mereka berbincang bincang. Tidak terasa mentari telah berjalan begitu jauh kebarat. Sehingga membuat ketiga sahabat tersebut memutuskan untuk pulang kerumah masing masing. Rona kemerahan Sang Senja pun telah memudar, berganti sinar lembut Sang Rembulan. Berbekal modem yang ia punya, dengan semangat yang membubung tinggi Raka mencari jawaban di internet. 2 jam Raka dengan semangat menyambangi situs demi situs di internet hingga akhirnya ia mendapatkan jawaban yang menurutnya tepat. Lalu disalinnya jawaban tersebut untuk kemudian dikirim kepada Hesty lewat email. Dengan sigap Raka menggapai Handphonenya, dan sudah tentu yang ia hubungi adalah Hesty. "Hallo", suara lembut terdengar dari seberang sana. "Hes, aku sudah kirim jawabannya ke emailnya kamu", kata Raka dengan penuh suka cita. "coba aja cek emailnya kamu sekarang", lanjut Raka. "Ok, nanti aku cek di emailku. Thanks ya Raka!", jawab Hesty dengan lembut. "Sama sama Hes", jawab Raka sumringah. Tak lama kemudian Raka menerima sms dari Hesty kalau dia sudah menerima jawabannya dan jawaban tersebut sangat tepat katanya. Raka pun tidur dengan perasaan yang begitu gembira karena dapat membantu Hesty, seakan ia dapat terbang ke langit ke 7 dalam mimipinya.

Sesuatu telah membangunkan Raka ketika mentari pagi belum menampakkan sinarnya. Dia mencari cari asal suara yang telah mengakhiri mimpi indahnya. Ternyata suara handphonenya lah yang telah membangunkannya di pagi buta. "Hallo", jawab Raka dengan agak sedikit lesu.

"Hallo, Raka!", balas seseorang dari seberang sana.

Raka langsung terbangun karena suara lembut tersebut tidak asing lagi baginya.

"Hesty?", tanya Raka setengah tidak percaya.

"Iya, ini aku Hesty".

Perasaan Raka bercampur aduk, bingung, senang, semuanya bercampur aduk.

"Kenapa Hes? Kok pagi pagi sudah nelpon?", Raka memberanikan diri untuk bertanya.

"Hehehehe.....", jawab Hesty.

Raka semakin kebingungan. Pikirannya melayang jauh entah kemana. Ia mulai berpikir yang bukan bukan atas maksud Hesty menghubunginya di pagi buta ini.

"Anu....Raka, aku mau nanya sesuatu, boleh?", kata Hesty tiba tiba.

"Nanya apa?", jawab Raka setengah terkejut.

"Bagaimana ya agar bisa terlihat menarik di depan laki laki?", tanya Hesty

"Jujur, aku bingung harus berbuat apa", lanjut Hesty

Raka terdiam sejenak, berusaha mengerti maksud dari ucapan Hesty.

Pikirannya mulai menerawang jauh. "Apakah Hesty telah jatuh cinta dengan laki laki lain?", pikirnya.

"Aku jatuh cinta sama Andi ka!", kata Hesty dengan sumringah

Mendengar itu Raka seakan jatuh dari langit dan menghantam bumi dengan keras. Hatinya hancur berkeping keping, pupus sudah harapannya. Wanita yang ia puja selama ini ternyata telah memiliki pria idaman. Dan sekarang ia tahu kalau pria idaman Hesty bukanlah dia, tetapi seseorang yang tidak ia kenal sama sekali. Sedih dengan cepat datang menghampiri, dan hujan pun mulai turun di hatinya tanpa bisa ia hentikan.

"Raka!", kata Hesty

Raka tersadar dari lamunannya mendengar suara Hesty

" iy Hes. Aduh...maaf tadi aku ketiduran lagi", jawab Raka

"Aku ganggu ya?", tanya Hesty lagi

"Oh....nggak ganggu kok Hes. hehehhee", jawab Raka

Lalu Raka pun memberikan sedikit nasehat kepada Hesty berdasarkan cerita dari pengalaman teman temannya.

Cukup lama Raka berceloteh

Tidak terasa Sang Mentari telah muncul kembali dengan sinar hangatnya, tapi tidak mampu meredakan hujan yang turun di hati Raka.

"Makasih ya Raka, kamu memang sahabat yang baik buat aku", kata Hesty dengan riangnya.

"Iya sama sama Hes" jawab Raka.

Pembicaraan mereka pun selesai. Dengan sedikit lesu Raka mulai bersiap siap untuk berangkat ke kampus. Langkah Raka terasa berat pagi ini. Raut wajahnya telah berganti, tidak ceria seperti biasanya. Teman temannya sangat bingung akan perubahan Raka yang begitu cepat. Bahkan kedua sahabatnya pun bingung dengan perubahan sikap Raka yang sangat cepat itu. Dikelas Raka seakan tidak memperhatikan penjelasan yang diterangkan oleh dosen di depan kelas. Ia sibuk menulis dikertas. 3 jam berlalu, mata kuliah pertama di pagi itu pun telah usai. Kemudian salah satu temannya mengambil kertas yang ia tulisi tadi. Langsung saja teman teman yang lain yang sudah kebingungan akan sikap Raka yang berubah total hari ini ikut membaca tulisan yang ia tulis di kertas tersebut.

Ketika cinta sudah tidak lagi didekatku

Ketika cinta perlahan pergi menjauh meninggalkan aku disini sendiri

Hanya memandang setiap keindahannya dari kegelapanku

Aku tak berdaya

Memandang titik - titik air yg mengalir membasahi jiwaku

Aku mulai lelah

Bertahan dalam rapuhnya tiap langkah yg aku mulai

Tapi aku harus tetap melangkah

Melangkah demi hidupku

Meski hujan dan malam selalu datang menyapaku

Tapi mentari dan rembulan juga setia memberikanku senyuman dan kehangatan

Memberiku kekuatan untuk bangkit

Berusaha merajut setiap mimpi mimpiku walau cinta tidak berada didekatku lagi

Dan harapanku akan selalu terjaga hingga nanti aku menutup mata
Mereka dengan cepat mengerti Puisi yang lumayan panjang yang ia tulis di kertas tersebut. Mereka semua berusaha menyemangati Raka selama berada di kampus. Raka hanya bisa tersenyum simpul mendengar teman temannya menyemangatinya. Kuliah hari ini pun selesai, seperti biasa ketiga sahabat langsung menuju warung makan langganan mereka. Sampai disana, ternyata tidak seramai biasanya. Lalu Raka dan Putra duduk sementara Ardi memesan makanan. Beberapa saat kemudian Ardi pun ikut duduk bersama.

Putra membuka pembicaraan. "Ka, aku punya suatu cerita pendek untukmu!", kata Putra

"Cerita apa?", tanya Raka.

Lalu Putra pun mulai bercerita,

"Suatu saat Cinta dan Sahabat berjalan bersama. Lalu Cinta bertanya "Mengapa engkau ada jika aku sudah ada?"

Dengan tersenyum Sahabat menjawab "Aku ada untuk meletakkan senyum ketika Cinta menangis"

Raka mengerti apa yang dimaksudkan oleh Putra sahabatnya itu. Lalu ia pun mulai menceritakan apa yang telah terjadi pagi tadi.

Kedua sahabatnya mendengarkan dengan seksama. Raka berhenti bercerita sejenak ketika makanan yang dipesan telah datang. Setelah selesai makan Raka kembali meneruskan ceritanya. Sangat susah bagi Raka menceritakan kembali kejadian yang membuatnya dijauhi oleh yang namanya Keceriaan dan Kebahagiaan. Tapi setelah ia selesai menceritakan kejadian yang ia alami di pagi hari tersebut ia merasa agak sedikit lega karena telah membaginya dengan kedua sahabatnya. Perbincangan mereka terhenti ketika mentari perlahan telah berangkat ke peraduannya. Kemudian mereka pun beranjak pulang kerumah masing masing.


Seminggu telah berlalu, senyum telah dapat kembali menghiasi wajah Raka. Teman temanya pun ikut senang melihat Raka kembali tersenyum.

"Kalau tersenyum kan jadi lebih ganteng" sahut Ayu teman sekelasnya Raka.

Raka hanya bisa tersipu malu mendengarnya. Hari itu Ayu tidak henti hentinya menggoda Raka hingga membuat suasana kelas menjadi agak sedikit gaduh. Tidak terasa kuliah hari ini pun selesai. Seperti biasa ketiga sahabat langsung meluncur ke tempat biasa yaitu di warung makan langganan mereka. Sampai disana Raka menerima sms dari Hesty. Ketika ia selesai membaca sms tersebut, ia tak kuasa menahan butiran butiran air yang jatuh begitu deras membasahi pipinya. Hesty memberitahu bahwa ia dan Andi telah jadian tadi. Hesty mengucapkan terimakasih atas saran yang diberikan Raka. Kedua sahabatnya mengelus elus punggung Raka dan berusaha menenangkan Raka. Tidak lama mereka berada disana karena Raka pamit untuk pulang. Kedua sahabatnya tidak henti hentinya menyemangati Raka.


3 hari telah berlalu, selama 3 hari pula Raka menonaktifkan handphonenya. Di kampuspun Raka sudah tidak bisa konsentrasi mendengarkan setiap penjelasan dosen. Alangkah kagetnya Raka ketika Hesty telah berdiri di depan kampusnya. Dengan berlari kecil Hesty mendekati Raka.

"Raka...!!", teriak Hesty dari kejauhan

Kedua sahabatnya pun langsung pamit untuk pulang mendahului

"Kok HP kamu non aktif terus belakangan ini?", tanya Hesty ketika sudah dekat.

Raka tidak dapat menjawab pertanyaan itu, dia bingung harus bilang apa.

"Raka, jawab donk!!", sahut Hesty lagi

Kemudian Hesty menarik Raka untuk bicara dibawah sebuah pohon yang ada di halaman kampusnya yang lumayan luas.

"Aku sudah tahu semuanya", kata Hesty

Raka terkejut mendengar pengakuan Hesty

"Tahu apa?", tanya Raka memastikan.

"Benar kamu sayang sama ku?", tanya Hesty

Raka terdiam seribu bahasa

"Putra dan Ardi sudah ceritakan semuanya kepadaku", Hesty melanjutkan

"Raka, jawab!!", bentak Hesty

Raka hanya bisa menganggukkan kepalanya

Mereka berdua terdiam sejenak, lalu hesty mulai bicara,

"Maafkan aku yang hanya bisa menyakiti Raka, selama ini aku sudah menganggap Raka sebagai saudaraku sendiri. Raka telah banyak mengajarkanku tentang banyak hal. Maaf aku belum bisa membalas semua kebaikan yang Raka berikan kepadaku", kata Hesty dengan sedikit terisak

"Jujur aku sangat sayang kepada Andi, tapi aku tidak mau jika harus menyakiti Raka karena Raka telah aku anggap seperti saudaraku sendiri", sekarang Hesty tidak bisa lagi membendung air matanya.

Raka sadar jika Hesty tidak ingin menyakitinya dan ia juga sadar jika Hesty tidak ingin melihatnya seperti ini. Raka sadar jika Cinta tidak harus memiliki. Raka teringat akan kata kata dari seorang temannya dulu,

You can not change the wind direction

But you can only change your wings direction

Raka mulai berpikir kalau semua ada jalannya masing masing. Begitu pula dengan masalah Asmara. Seseorang tidak bisa memaksakan orang lain untuk mencintainya. Terkadang kenyataannya memang tidak sesuai harapan, tapi tanpa disadari, memang itu yang kita butuhkan untuk menjadi yang lebih baik dari yang sekarang. Dan sudah tentu kita harus mencari pintu yang lain ketika satu pintu telah tertutup dan tidak bisa kita masuki. Mungkin pintu yang telah tertutup tersebut memang bukan untuk kita masuki.

Dengan tersenyum Raka berkata, "Maaf aku sudah membuatmu kuatir Hes. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu kuatir terhadapku. Aku hanya belum memahami atas apa yang telah aku lalui dan rasakan. Aku rasa susah memahami dan mengendalikan hatiku sendiri. Susah menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapanku."

Kini Raka tidak bisa lagi untuk menahan air mengalir membasahi pipinya

"Tapi kamu mengajariku 1 hal, yaitu belajar untuk mencintai", kata Raka dengan terisak

Hesty langsung memeluk Raka dengan erat

"Maaf aku belum bisa memberikanmu kebahagiaan ka", kata Hesty

"Melihatmu tersenyum bahagia adalah bahagia bagiku", kata Raka








The End

By:d_wibawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar